Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Srikandi Sumbar, AKBP Wahyuni Sri Lestari: Dua Kali Kapolres, Iman Pegangannya

Payakumbuh,Sumbar – Lama bertugas di Jawa Tengah, tidak membuat AKBP Wahyuni Sri Lestari kagok saat ditunjuk sebagai Kapolres Payakumbuh. Setelah sebelumnya juga menjadi orang nomor satu di Polres Bukittinggi.

 

Sebab, ibu tiga anak ini percaya, masyarakat Sumatera Barat, terbuka dengan Polisi Wanita (Polwan). Apalagi, sejarah Polwan di Indonesia, dimulai dari Minangkabau nan elok permai ini.

 

”Polwan lahir dari Minangkabau. Enam Polwan pertama di Indonesia, berasal dari Sumbar. Makanya, saya percaya, Polwan tidak asing lagi bagi masyarakat Sumbar. Apalagi, negeri bundo kanduang ini dikenal sangat egaliter,” kata AKBP Wahyuni Sri Lestari ketika menerima Padang Ekspres di lobi Mapolres Payakumbuh, Senin pagi (13/3).

 

Meski terlahir sebagai anak tunggal, tapi Wahyuni Sri Lestari yang semasa kecil dipanggil Yuni, bukan perempuan cengeng. Ia punya karakter kuat. Sejak remaja, sudah kepincut melihat Polwan yang bertugas di jalan raya. Yuni salut, Polwan yang dilihatnya di jalanan Kabupaten Pati, bisa mengatur arus lalu-lintas dengan cekatan.

 

 

Kesalutan itu, mengantar Yuni yang masih duduk di bangku Kelas 2 SMA, mendaftar sebagai anggota Patroli Keamanan Sekolah (PKS). Setelah dididik dan dilatih oleh anggota Polres Pati, Yuni mewakili Polres tersebut untuk mengikuti lomba PKS se-Polwil pada peringatan Hari Bhayangkara tahun 1995.

 

Selepas lomba tersebut, dia semakin tertarik melihat sosok polwan. Ia bercita-cita, masuk sekolah Polwan setelah tamat SMA. Cita-cita ini muncul karena Yuni sempat mengira, masuk Sekolah Polwan itu seperti mahasiswa masuk perguruan tinggi.

 

Alhasil, setamat SMA tahun 1996, Yuni masuk sekolah Polwan di Ciputat, Jakarta Selatan. Begitu tamat, dia langsung ditugaskan di Polwil Pati selama tujuh bulan. ”Sukanya menjadi Polwan, setelah tamat pendidikan, otomatis menjadi anggota Polri. Sedangkan dukanya, sebagai anak tunggal, jauh sama orangtu. Syukur, alhamdulillah, kedua orangtua, mendukung anaknya menjadi Polwan,” kata Yuni.

 

 

Saat bertugas sebagai Polwan di Polwil Pati, dia mengikuti program D-3 (Diploma Tiga) di PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian). Dia diterima sebagai angkatan ketiga dan lulus tahun 2001. Setelah itu, Yuni melanjutkan lagi pendidikannya di PTIK, dengan mengambil program S-1 (Strata Satu).

 

Yuni lulus S-1 PTIK pada tahun 2008 silam sebagai angkatan 50. Kemudian, mendapat kesempatan masuk Sespimmen (Sekolah Staf dan Pimpinan Lemdiklat Polri) angkatan 59 tahun 2019.

 

Dalam rentang 2011 sampai 2019 itu pula, Wahyuni Sri Lestari, banyak bertugas di wilayah hukum Polda Jawa Tengah. Silih berganti jabatan yang diembannya. Mulai dari tiga kali menjabat Kapolsek di wilayah Polrestabes Semarang, sampai menjadi Wakasatnarkoba di Polrestabes yang sama.

 

Pada Juli 2022, AKBP Wahyuni Sri Lestari, ditunjuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolres Bukittinggi. Setelah sebelumnya, Yuni juga sempat menjabat sebagai Kabagdiklat Pusdik Binmas Lemdiklat Polri.

 

AKBP Wahyuni Sri Lestari mencatat sejarah sebagai Polwan pertama menjabat Kapolres di kota wisata ini. Bukittinggi memang unik. Walau Polwan sudah lahir di kota ini sejak 1949 silam. Namun, sejak Polres Bukittingi dibentuk dengan nama Polres Bukittinggi/Agam pada tahun 1971, baru sekali Polwan menjabat Kapolres.

 

 

Dan, Polwan tersebut adalah AKBP Wahyuni Sri Lestari. Dia menggantikan AKBP Doddy Prawiranegara. Setelah enam bulan bertugas di Bukittinggi,AKBP Wahyuni Sri Lestari mendapat amanah baru sebagai Kapolres Payakumbuh.

 

Namun, di kota perlintasan Sumbar dengan Riau ini, Yuni bukan lagi tercatat sebagai Polwan pertama jadi Kapolres. Karena Kapolres wanita pertama di Payakumbuh adalah AKBP Yuliani (kini Kompol dan bertugas sebagai Kabag Hukum Polda Banten).

 

Yuni menjabat Kapolres Payakumbuh menggantikan AKBP Alex Prawinegara yang promosi sebagai Wadir Intelkam Polda Sumbar. Sebagai Kapolres yang baru bertugas di Payakumbuh sejak Januari 2023, Yuni terbilang rendah hati pula. Tidak mau dia sesumbar.

 

Meski baru menerima Penghargaan Pelayanan Kategori Pelayanan Prima dan Predikat Pembangunan Zona Integritas (ZI) dari Wapres Ma’ruf Amin disaksikan Menpan-RB Abdullah Azwar Anas, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, beserta jajaran pejabat utama Polri, Ombudsman, dan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).

 

Namun, Yuni tetap menyebut, prestasi itu buah dari kerja keras pendahulunya. ”Saya kan baru bertugas di sini. Hanya kebetulan menerimanya saja,” kata AKBP Wahyuni Sri Lestari.

 

Namun, menurut Wakapolres Payakumbuh Kompol Russirwan dan Pj Wako Payakumbuh Rida Ananda, Yuni adalah Kapolres yang serius dalam melanjutkan inovasi dan peningkatan semua unit layanan di Polres Payakumbuh.

 

Yuni juga berupaya meningkatkan dedikasi, sinergi, dan kolaborasi Polres Payakumbuh dengan instansi pemerintah dan stakholders terkait, agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang setara, aman, dan berkualitas. Ini dibuktikan dengan kehadiran Yuni saat awal bertugas ke Mal Pelayanan Publik (MPP) Payakumbuh.

 

Dimana di mal ini, juga ada pelayanan yang diberikan Polri. Meski demikian, kerja tentu belum selesai. Belum apa-apa. Yuni masih punya banyak program untuk Polres Payakumbuh. Termasuk, meningkatkan kualitas SDM, dengan mengembangkan kompetensi teknis, sosial, dan spiritual.

 

Sehingga pelayanan kepada masyarakat semakin membaik. Selain itu, Yuni bersama jajaran Polres Payakumbuh juga bertekad, menciptakan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas). Tidak hanya dengan patroli rutin dan kring reserse. Tapi juga dengan membangun jembatan hati dengan masyarakat, melalui program Jumat Curhat.

 

Yuni juga mengaktifkan kembali Kegiatan Rutin Yang Ditingkatkan, yaitu dengan melaksanakan Patrol Walk Talk (PWT). Dalam patroli tersebut, tidak hanya berputar wilayah saja, tapi juga menyapa masyarakat dan menyampaikan imbauan-imbauan Kamtibmas. Termasuk mengatur lalu-lintas pagi hari.

 

 

Dalam perjalanan karirnya, Yuni sudah menghadapi keikhlasan berproses yang amat berliku dan panjang. Ibu tiga anak ini juga sudah melewati banyak tantangan. ”Tantangan paling utama karena saya wanita, tentu harus bisa menyamakan kinerja dengan kaum pria. Harus optimis dalam menjalankan tugas,” ujar AKBP Wahyuni Sri Lestari.

 

Saat ditanya apa yang menjadi pegangan hidupnya dalam meniti karir? Ternyata, pegangan hidup AKBP Sri cuma satu kata saja: iman. ”Itu pegangan hidup saya. Iman. Itu keluaranya. Intinya, dalam melaksanakan jabatan, kita mesti mengedepankan komunikasi, koordinasi, sinkronisasi, dan kerja sama yang baik,” ulasnya. (*)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *