Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

4 Pimpinan Daerah, Termasuk Bupati Pasaman Sabar AS Masuk Buku The Indonesian Next Leaders

Jakarta – Memasuki periode pergantian kepemimpinan di tahun 2024. Seiring dengan HUT Media Indonesia ke 54, Solutee.id selaku inisiator bekerja sama dengan Media Indonesia mempersembahkan buku The Indonesian Next Leaders. Buku ini layak menjadi dokumentasi beberapa contoh kepemimpinan inspiratif yang diharapkan dapat bermanfaat untuk bangsa. Dimana diperkirakan ada sekitar 3000 jabatan publik di periode paska pimpinan nasional baru terbentuk di tahun ini. Demikian disampaikan Gaudensius Suhardi, Direktur Utama Media Indonesia, dalam acara peluncuran versi digital buku The Indonesian Next Leaders di Jakarta,sebagaimana yang telah diberitakan oleh Media Indonesia, Kamis 1 Februari 2024.

 

Ada empat klaster kepemimpinan yang di kompilasi dalam buku ini. Pertama, klaster pejabat publik dari posisi militer, kementerian dan lembaga negara. Kedua klaster pejabat pemerintahan daerah, ketiga klaster pemimpin korporasi dan ke empat klaster pemimpin dengan latar belakang akademisi. Hal ini mencerminkan adanya keterwakilan beberapa sumber kepemimpinan yang layak dipertimbangkan untuk menjadi talenta aneka posisi pemimpin Indonesia di masa kini dan masa yang akan datang. Demikian ditambahkan oleh Arief H. Thamrin, CEO Solutee.id PT Cahaya Hati Sukses selaku pemegang hak cipta Buku ini.

 

Banyak aspek kepemimpinan yang bisa diambil hikmah, contoh sukses, role model dan best practice dari para Inspiring Leaders dalam buku ini. Antara lain tentang gaya, art, filosofi, wisdom, kiat manajemen kepemimpinan, baik dalam hal kajian akademis maupun praktis.

 

Panelis buku ini antara lain, Abdul Kohar, News Director Media Indonesia, Arief H Thamrin, CEO Solutee yang berpengalaman sebagai juri di beberapa award dan mantan eksekutif di 5 TV, Dr Yuliandre Darwis, Akademisi Pakar Ilmu Komunikasi mantan ketua KPI dan Mariani Ng, Trainer Leadership dan Pemegang Sertifikat Mind Mapping dari Amerika Serikat.

 

Para panelis memberikan ulasan dan analisa kepada 18 tokoh. Antara lain dari klaster pejabat negara ada 5 tokoh yaitu, Yudo Margono, Panglima TNI 2022-2023, Dwi Sutjipto Kepala SKK Migas, Arief Adi Prasetyo Kepala Badan Pangan Nasional, Benny Ramdhani Kepala BP2MI yang menangani Pekerja Migran dan Usman Kansong, Direktur Jendral IKP Kementerian Komunikasi dan Informasi.

 

Buku ini juga mengulas Klaster Akademisi ada 5 tokoh, yaitu Arif Satria, Rektor IPB, Arisetyanto Nugroho, Rektor Universitas Mercu Buana 2010-2018, Rektor STIKOM Bali, Dadang Hermawan, Kepala BMKG dan mantan Rektor UGM Dwikorita Karnawati dan Anwar Sanusi, Sekretaris Jenderal Kementerian Tenaga Kerja dan juga aktif sebagai akademisi.

 

Klaster pimpinan korporasi dalam buku ini ada 4 tokoh, yaitu Ketua DPP REI Joko Suranto, Ketua Apindo Shinta Kamdani, Bryan Tilaar Direktur Utama PT Martina Bertho Tbk dan Intan Abdams Katoppo, Direktur Transformaai dan Servis di PT Panasonic Gobel Internasional.

 

Sedangkan klaster pemimpin daerah ada 4 tokoh, yaitu Danny Pomanto Walikota Makasar, Sabar AS Bupati Pasaman, Joune FE Ganda Bupati Minahasa Utara dan Dwi Indrotito Cahyono, Bakal Calon Bupati Malang.

 

Berikut ini ulasan dari panelis untuk para pemimpin daerah:

Pertama, Walikota Makassar Sulawesi Selatan. Selama hampir dua periode Mohammad Ramdhan Pomanto yang populer disapa Danny Pomanto menjadi walikota, Makassar berubah dari stigma kota yang keras dan kurang bersahabat, menjadi kota termaju di Indonesia Timur dengan pertumbuhan ekonomi diatas rata-rata nasional. Disertai fakta meraih angka kemiskinan terendah di Sulawesi. Berkat pengalamannya sebagai arsitek, beliau membuat tata kota yang lebih baik, modern, maju dan bersih dengan bukti kota Makasar dapat meraih Adipura. Demikian sederet karya Danny, anak lorong yang lahir-besar di lorong sempit kota Makassar dan berasal dari keluarga sederhana. Ajaran dari orang tentang kesabaran dan keberanian menjadikannya walikota dan politisi yang tangguh, dekat dengan rakyat dan faham akar rumput. Bermodalkan kinerja bagus dan kepemimpinan yang kuat ini, akan menjadikannya punya potensi besar untuk meraih jabatan publik yang lebih tinggi lagi di masa depan.

 

Kedua, Bupati Pasaman Sumatera Barat, Sabar AS adalah politikus dan pemimpin yang handal. Kerja-kerja politiknya sebagai wakil rakyat sangat diapresiasi warga daerah yang ia wakili. Buktinya, ia mampu menjadi anggota DPRD Provinsi Sumatra Barat hingga tiga periode, selanjutnya menjadi Wakil Bupati dan sekarang mengemban amanah sebagai Bupati Pasaman, Sumatra Barat, kampung halaman tempat ia dilahirkan. Sebagai kepala daerah, Sabar mampu menjalankan program-program penting berkat kemampuannya mengambil keputusan berbasiskan partisipasi publik yang luas, khususnya di kalangan anak muda. Berkat keberhasilannya ia menerima penghargaan Satya Lencana Aditya Karya Mahatya Yodha, sebuah penghargaan tertinggi yang diberikan kepada kepala daerah yang dinilai memiliki kepedulian terhadap perkembangan dan kemajuan Karang Taruna di daerahnya. Rekam jejak, pengalaman dan kualitas kepemimpinan beliau akan sangat mendukung potensinya untuk menjadi pejabat publik atau pemimpin daerah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Ketiga, Joune J.E. Ganda, S.E.,M.A.P,M.M,M.Si, Bupati Minahasa Utara Sulawesi Utara. Bupati ini identik dengan penghargaan. Sejak memimpin Minahasa Utara pada 2021, beragam penghargaan dari beberapa kementerian dan lembaga berhasil diraih Joune. Sejumlah penghargaan itu terkait erat dengan nasib rakyat, seperti ketenagakerjaan, nasib anak-anak, soal kesehatan, juga tentang pengendalian stunting. Selain itu, ada juga program unggulan yang lain, yaitu inovasi bibit kelapa yang produktif dan pengembangan wisata Likupang. Gaya kepemimpinan kolaboratif, kooperatif dan partispatif membuat bupati yang berlatar belakang pengusaha dan berwawasan global ini dapat menjadi bupati yang handal, mengerti birokrasi dan membawa kemajuan untuk daerahnya. Fokus Kepemimpinan beliau menyasar ke hal-hal mendasar bagi kepentingan hajat hidup orang banyak, terlihat amat menonjol. Talenta kepemimpinan dan kinerja positif beliau, menjadikannya layak menjadi the next leader.

 

Keempat, Dwi Indrotito Cahyono, Bakal Calon Bupati Malang yang akrab disapa Tito, adalah Aktivis penegakan hukum sejak muda dan menjalani profesi sebagai pengacara sekitar 20 tahun. Banyak kasus hukum yang ditanganinya termasuk Narkoba. Sehingga Tito memahami dan tertarik menjadi Ketua Generasi Narkoba Malang Raya. Ditambah fakta keprihatinannya terhadap angka kasus dan penyebaran narkoba yang meluas sampai ke pelosok kota, desa dan segmen menengah bawah. Banyak kontribusi pemikiran dan inovasi penanganan anti narkoba yang sudah dilakukannya. Atas dorongan partai dan idealismenya memajukan Malang, Tito siap maju untuk menjadi bakal calon bupati Malang. Beliau sudah menyiapkan visi dan program pembangunan di aneka sektor dengan filosofi kepemimpinan yang unik, yaitu semangat mengabdi, bukan mencari. Atas rekam jejak, pengalaman, kontribusi sosial dan jiwa kepemimpinan yang ada, akan sangat potensial untuk beliau menjadi the next leader.– (*)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *