Pasaman – Salah satu anak muda dari Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat terpilih sebagai delegasi pada program Muhibah Budaya Jalur Rempah (MJBR) 2024. Kabupaten Pasaman menjadi salah satu daerah yang pemudanya lolos di program bergengsi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan (Ditjenbud).
Adapun pemuda yang berprestasi ini adalah Hanafi Pane (Mahasiswa Teknik TelkomunikasiITERA) Asal Kecamatan Padang Gelugur, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Hanafi merupakan salah satu dari 75 Laskar Rempah, setelah melewati proses seleksi dari 587 pendaftar dari seluruh Indonesia, yang tergabung dalam Batch 1 “Lada Putih”.
Pelayaran yang dilakukan dilamulai dari Jakarta, Belitung Timur dan Dumai, ini nanti akan menelurusi berbagai tempat bersejarah yang ada di titik singgah, Ungkap Hanafi.
Beberapa titik singgah nantinya juga akan mempelajari kebudayaan melayu serta berbagai situs kebudayaan pada masala lampau. Beberapa tempat bersejarah di Belitung Timur dan Siak yang dikunjungi adalah Kuburan Keramat Batu (Desa Buding), Vihara Dewi Kwan Im, Makam keramat padang ladik, Istana Siak Sri Indrapura. Kemudian, nilai-nilai yang ditelusuri
selanjutnya adalah Seni Budaya, Ramuan, Wastra dan Kriya, Kuliner dan Historia, jelas Hanafi.
Sabar A.S (Bupati Pasaman) Menuturkan bahwa program Muhibah Budaya Jalur Rempah tahun 2024 dengan tema “Jalur Rempah dan Konektivitas Budaya: Arung Melayu”
merupakakan salah satu program untuk merawat nilai-nilai kebudayaan yang ada di Indonesia, serta Kabupaten pasaman memiliki karakteristik Masyarakat yang heterogen salah satunya berasal dari suku Melayu. Anak muda asal pasaman harus terus berprestasi dan menjaga nilainilai budaya leluhur agar tidak tergerus oleh zaman, jelas Sabar.
Drs.Burhanudin (Bupati Belitung Timur) mengungkapkan bahwa perjalanan laskar rempah di Belitung akan menjelajahi dan mempelajari peninggalan budaya masa lampau. Beberapa tempat yang akan dikunjungi yakni Desa Buding, Desa Cendil dan mengunjungi Pantai Batu Pulas yang merupakan Pantai bagian Utara berdekatan dengan Teluk Buding sebagai Pintu Masuk Perdagangan Dunia di Masa Lalu, jelas Burhanudin.
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Irini Dewi Wanti, mengatakan bahwa pelayaran bersama KRI Dewa Ruci kali ini akan melewati titik-titik yang memiliki sejarah perdagangan dan budaya. Titik-titik tersebut mengandung simbol keterhubungan daerah serta konektivitas sejarah melalui Jalur Rempah.
“Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) akan menjadi sarana mengaktifkan kembali Jalur
Rempah, menghubungkan titik perdagangan rempah, dan mempererat ikatan budaya antarwilayah,” jelas Irini.
Program MBJR telah dijalankan oleh Kemendikbudristek sejak tahun 2020 sebagai bagian dari Program Prioritas Nasional, dan Jalur Rempah mulai tahun 2017. Pada tahun 2022, kegiatan ini berlayar melintasi titik Jalur Rempah di Surabaya, Makassar, Baubau dan Buton, Ternate
dan Tidore, Banda Naira, Kupang, dan kembali ke Surabaya. Sedangkan pada tahun 2023, pelayaran menyusuri titik Jalur Rempah di Surabaya dan Kepulauan Selayar.(Riyan)