Agam – Laksma TNI (Purn) Hargianto,S.E.,M.M.,M.Si (Han) Dt. Bagindo Malano Nan Hitam Anak Nagari Cingkariang, Kec.Banuhampu, Kab.Agam, yang sekaligus akan Bakal Calon Bupati Agam priode 2024-2029 ini menceritakan kepada awak media Semasa menjadi komandan KRI Silas Papare. Selasa (12/3/24), begini kisahnya.
KRI Silas Papare bergerak gagah meninggalkan pelabuhan Sabang pagi hari itu. Langit cerah, tidak ada hujan. Sinar matahari yang benderang bagai menyirami ruang terbuka kapal. Kami berlayar untuk melakukan patroli di wilayah pantai barat Sumatera, disepanjang Aceh sampai Bengkulu. Kapal berbobot 793 ton ini berjalan perlahan, jauh di bawah kecepatan maksimalnya yang lebih dari 20 knot per jam,” ucapnya.
KRI Silas Papare adalah kapal korvet kelas Parchim yang dibuat untuk Volksmarine (Angkatan Laut Jerman Timur) ketika Jerman masih terbelah oleh tembok Berlin. Setelah penyatuan kedua Jerman, pemerintah Jerman menghibahkan kapal-kapal kelas Parchim-nya ke pemerintah Indonesia pada tahun 1993. Jadi,pemerintah tidak mengeluarkan uang untuk pengadaan kapal ini. Biaya yang ditanggung pemerintah Indonesia adalah overhaul kapal dan biaya pendidikan kru agar bisa mengoperasikan kapal,” katanya.
TNI Angkatan Laut memodifikasi kapal ini agar sesuai dengan fungsi asasi dan lingkungan wilayah perairan Indonesia yang sangat luas. Dengan begitu, seluruh kapal yang diterima dari Jerman tersebut dapat menjalankan tugas operasi militer untuk perang dan operasi militer selain perang,”imbuhnya.
Hari itu, sekitar akhir bulan Agustus 2002, beberapa hari setelah saya diangkat menjadi komandan KRI Silas Papare ini. Sebagai komandan kapal, saya adalah pemegang jabatan tertinggi yang bertanggung jawab dan berkuasa penuh di atas kapal ini. Posisi komandan kapal ini diberikan kepada mereka yang telah menempuh pendidikan yang panjang, dan pengalaman di berbagai tempat di TNI Angkatan Laut, dan tentu saja para pelaut pada umumnya bercita-cita jadi komandan kapal,”terangnya.
Menjadi pelaut merupakan cita-cita saya. Ini adalah profesi yang saya pilih untuk memberikan kontribusi kepada negara dan bangsa yang saya cintai. Saya bangga sekali berhasil menjadi seorang perwira TNI Angkatan Laut, mengikuti jejak ayah saya sebagai prajurit TNI. Sebagai perwira, saya merasa di dalam darah saya mengalir jiwa patriot dari ayah saya, yang meniti karir militernya disekitar tahun awal-awal kemerdekaan Indonesia,” ungkapnya.
Ayah saya adalah seorang veteran dengan pangkat Kopral CPM TNI AD, jadi beliau juga memberikan kontribusi kepada negara pada masa perjuangan. Kini, saya merasa sedang meneruskan, perjuangan ayah saya, seorang pejuang yang rendah hati dan selalu bersemangat sepanjang hidupnya,” pungkasnya. (Mtj)
SEBUAH OTO BIOGRAFI Dalam Bukunya berjudulkan STOKAR OPLET JADI KOMANDAN KAPAL PERANG.
Oleh: Laksamana Pertama TNI Hargianto