Agam, Sumbar — Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah meninjau dan langsung menelusuri akses jalan yang menghubungkan Kecamatan Malalak Nagari Malalak Utara dengan Kecamatan Tanjuang Raya Nagari Sungai Batang Maninjau, Kabupaten Agam melalui jalur Siluak, Sabtu (17/9/2022).
Akses jalan baru yang jadi jalur alternatif bagi masyarakat Malalak dan Sungai Barang menempuh jarak 7,8 km dengan waktu 4 jam perjalanan. Mulai dari tanjakan kemiringan diperkirakan ada 30 derajat panjangnya ada 4 km yang dilakukan dengan berjalan kaki.
Tim survey dari pemprov Sumbar yang hampir 50 orang tersebut butuh perjuangan kuat untuk mencapai tujuannya. Walaupun banyak yang mengalami terjatuh dan terluka, rombongan tersebut tetap melakukan survey tersebut.
Pembukaan jalan ini kondisi infrastuktur di jalur tersebut kontur dan menembus perbukitan dengan pemandangan yang indah yang melewati hutan lindung.
Jalan tersebut merupakan salah satu pembangunan infrastruktur yang menjadi fokus utama Pemerintah Sumbar. Gubernur Sumbar menargetkan jalan tersebut bisa dilalui masyarakat dan dapat berfungsi pada tahun 2023.
“Jalan alternatif ini kalau kita buka bisa menjadi urat nadi perekonomian yang akan mendukung kesejahteraan rakyat karena itu harus menjadi prioritas,” kata Mahyeldi.
Khususnya Nagari Sungai Batang memiliki potensi alam yang sangat luar biasa. Tempat lahirnya tokoh-tokoh bangsa seperti Buya Hamka, Syeikh Amrullah. Apalagi daerah tersebut masuk lima besar katagori Anugrah Desa Wisata Indoensia.
“Tentunya perlu dukungan sarana prasarana yang memadai, seperti akses jalan alternatif yang nantinya bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Bahkan adanya jalan ini maka akan ada jual beli produk hasil pertanian dan kerajinan sehingga menggerakkan ekonomi masyarakat dua daerah,” ungkapnya.
Sementara itu, Camat Malalak Rahmad Fajri sangat berharap akses jalan itu bisa dibuka dan dimanfaatkan masyarakat yang selama hampir 30 tahun diimpikan mereka.
Menurutnya, banyak penghematan jarak tempuh untuk membawa hasil pertanian, seperti kulit manis, rotan dan kopi mencapai jalan utama.
“Kalau kita menempuh jalur kelok 44, tentu membutuhkan waktu lama. Jadi kami masyarakat Malalak dan Sungai Batang sangat berharap bisa secepatnya pembangunan jalan ini,” harapnya.
Apalagi jalan kelok 44 sangat rawan bencana longsor, sehingga warga dan pengendara merasa was-was jika berada di lokasi tersebut.
Ikut hadir dalam peninjauan jalan itu pejabat OPD terkait, seperti Dinas PUPR, Kepala Dinas Kehutanan, Kepala Dinas BKSA, Kepala Dinas PMD, Bappeda, Kepala Satpol PP, Kepala Dinas Kominfotik, Camat dan Walinagari setempat.(*)