Pasaman,nuansanews.com – Di sisa masa jabatannya sebagai Bupati Pasaman, Sabar AS berupaya menunjukkan keberpihakannya pada masyarakat, lewat berbagai program berkualitas.
Pasaman, sebuah kabupaten yang terletak di Sumatra Barat, telah menyaksikan kerja keras dan dedikasi dari Sabar AS, seorang pemimpin yang baru saja dilantik pada akhir 2023. Dia resmi dilantik sebagai Bupati Pasaman definitif, menggantikan Benny Utama yang mundur dari jabatan untuk mengikuti kontestasi Pemilu Legislatif 2024.
Meski kepemimpinannya terbilang seumur jagung, namun tekadnya untuk membangun Pasaman tak perlu diragukan. Sosok ayah dari 3 orang anak ini cukup dekat dengan masyarakat. Terlihat dari kemenangannya saat berpasangan dengan Benny Utama di Pilkada Pasaman 2020.
Kala itu, pasangan Benny Utama-Sabar AS mendapatkan 104.363 suara atau sekitar 84%, sementara kotak kosong yang menjadi lawan mereka tercatat 20.650 suara. ”Alhamdulillah, karier politik saya mengalir dengan baik dan berjalan dengan mulus. Posisi sebagai Bupati Pasaman juga disambut baik oleh masyarakat,” tutur Sabar AS kepada Media Indonesia di Jakarta.
Menurutnya, pengalaman berorganisasi menjadi pelajaran penting untuk menjalankan kariernya saat ini. Sebelum menjadi politisi, Sabar merupakan seorang aktivis yang juga memegang peran sebagai Presiden Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi pada 1999. Dia pun tercatat sebagai Ketua Umum Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam Sumatera Barat periode 2002-2004.
Berbekal pengetahuan, pengalaman, dan relasi, dirinya terpanggil untuk mengabdi di bidang politik dengan menjabat sebagai Anggota DPRD Sumatera Barat tiga periode sejak 2009. Sabar memperoleh dukungan kuat dari masyarakat Pasaman. Buktinya, setelah menjadi bupati, dirinya tetap dipercaya sebagai Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Pasaman dan Ketua Palang Merah Indonesia Kabupaten Pasaman hingga 2027.
Kepemimpinan Sabar sebagai orang nomor satu di Pasaman terbilang sukses dalam berbagai aspek pembangunan, keadilan sosial, hingga pemberdayaan masyarakat. Dia juga memberikan perhatian khusus terhadap sektor pertanian dan perikanan yang merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat Pasaman.
Dengan menggencarkan berbagai program, pemerintahan Sabar dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani. Upaya ini tidak hanya memberikan dampak positif pada sektor pertanian, namun juga ekonomi daerah secara keseluruhan.
“Mereka (petani) happy mendapatkan pemasukan dari hasil panen. Bahkan istilah mereka, ‘ini sawit dan jagung (punya) Sabar AS’. Padahal, jelas bukan saya yang punya. Saya hanya bantu mereka dalam hal memfasilitasi kebutuhan bibit misalnya,” ungkap Sabar melalui via Whatshapp kepada awak media Sabtu 03 Februari 2024.
Menyoroti sektor perikanan, Sabar terus mendorong upaya percepatan hilirisasi. Seperti, pembangunan pabrik pakan ikan. Pihaknya juga memaksimalkan potensi Pasaman sebagai kawasan budi daya perikanan terintegrasi. Tak ayal, di awal kepemimpinannya, Sabar mendapatkan kado istimewa berupa penghargaan Satyalancana Aditya Karya Mahatya Yodha.
Penghargaan dari Kementerian Sosial itu diberikan kepada pemimpin daerah yang dianggap peduli terhadap perkembangan dan kemajuan Karang Taruna di daerahnya. Terutama, capaian dalam membangun kemitraan dengan pengurus Karang Taruna untuk pembinaan dan pemberdayaan di tingkat kabupaten. Kabupaten Pasaman juga berhasil meraih penghargaan tentang kepatuhan penyelenggaraan pelayanan publik dari Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Barat pada awal 2024.Selain itu juga Kabupaten Pasaman berhasil meraih penghargaan penyelenggaraan pemerintahan terbaik di Sumatera Barat.
Kejar Target Pembangunan
Mengemban jabatan Bupati Pasaman di sisa periode 2020-2024, Sabar harus berlari kencang dan bekerja ekstra untuk merealisasikan sejumlah target pembangunan yang belum tercapai. Hal ini pun menjadi pesan pendahulunya, Benny Utama, saat menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan.
Menurut Sabar, ada beberapa program yang menjadi prioritas pemerintahannya. Seperti, Pasaman Sehat dan Pasaman Cerdas. Dalam program Pasaman Sehat, Pemerintah Kabupaten Pasaman berupaya memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat.
Lebih lanjut, Sabar AS menekankan bahwa Jaminan Kesehatan bagi masyarakat atau pengobatan gratis dengan bermodalkan KTP atau Kartu Keluarga. Selain itu peningkatan sarana prasarana Kesehatan seperti Satu Jorong Satu Polindes, menjadikan Puskesmas rawatan dan peningkatan status Rumah Sakit Pratama menjadi RSUD. Sebab, Pemda Pasaman sudah mengalokasikan anggaran kesehatan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Begitu juga, Pasaman Cerdas merupakan program yang menyediakan akses pendidikan gratis.
Program tersebut menyasar tingkat pendidikan dari SD, SMP, hingga SMA. Sabar menjelaskan bahwa Pasaman Cerdas sebagai upaya untuk meningkatkan partisipasi pendidikan, yang nantinya berkontribusi pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Diketahui, IPM di Kabupaten Pasaman relatif lebih rendah dibandingkan kabupaten/kota lainnya di wilayah Sumatra Barat.
“Itu wujud keberpihakan kami kepada rakyat. Bukan karena APBD Pasaman banyak, bukan pula karena fiskal kami kuat. Kami malah punya fiskal yang terbatas, berbeda dengan daerah lain. Akan tetapi, kuncinya adalah lagi-lagi soal komitmen yang kuat, keberpihakan pada rakyat,” tegasnya.
“Kami berkomitmen untuk mengeksekusi (program) dengan cepat, untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Tidak boleh ada rakyat yang terlantar, tidak boleh ada lansia yang tidak diperhatikan, tidak boleh ada anak-anak yang terkendala untuk sekolah,” sambung Sabar.
Pihaknya juga fokus pada penguatan aksesibilitas dan konektivitas wilayah, seperti pembangunan jembatan dan jalan. Mengingat, Kabupaten Pasaman menjadi segitiga emas, yakni pintu gerbang Sumatera Barat, serta terhubung dengan Sumatera Utara dan Riau.
Menurutnya, Pasaman membutuhkan lebih banyak investasi. Baik dari pemerintah pusat maupun swasta untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan pembangunan yang berkelanjutan. Sabar siap melakukan promosi besar-besaran ke berbagai pemangku kepentingan demi mendapatkan dukungan untuk membangun wilayah Pasaman.
Dalam kepemimpinannya, Sabar tak lupa mengandalkan kekuatan doa. Dia rajin melakukan salat subuh berjemaah ke masjid-masjid yang tersebar di sejumlah kecamatan. Selain sebagai upaya peningkatan ketakwaan, kegiatan tersebut juga menjadi sarana untuk menularkan motivasi bekerja kepada jajaran organisasi perangkat daerah (OPD), camat, serta aparatur sipil negara (ASN).
Perkuat Pariwisata, Pasaman Land of The Equator
Sebagai daerah yang dilalui garis khatulistiwa, Kabupaten Pasaman memiliki keindahan alam yang memukau. Ditambah lagi, keunikan dari warisan budaya dan jejak sejarah sebagai kota kelahiran pahlawan nasional, Tuanku Imam Bonjol.
Sabar pun menyadari ada potensi besar di wilayah Pasaman, yang dapat dimanfaatkan untuk menarik wisatawan. Dia kemudian membuat program pengembangan sektor pariwisata yang terintegrasi. Misalnya, pembangunan planetarium yang ditargetkan sebagai destinasi wisata unggulan sekaligus wahana edukasi astronomi.
Anggaran yang dikucurkan untuk membangun planetarium di kawasan objek wisata Equator Bonjol mencapai Rp20 miliar. Proyek tersebut merupakan kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Pasaman dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.
“Kami sudah rencanakan segalanya, dari Feasibility Study dan masterplan-nya ataupun rencana induk pengembangan Kawasan wisata terintegrasi. Tinggal eksekusi secara bertahap pada tahun ini. Nantinya, planetarium menjadi ikon pariwisata Pasaman Land of the Equator,” terang Sabar AS .
Pihaknya meyakini sektor pariwisata dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pasaman. Tidak hanya wisatawan lokal, objek wisata tersebut juga menargetkan kunjungan dari wisatawan asing. Apalagi, banyak negara yang mendukung penelitian dan proyek edukasi astronomi. Seperti, Amerika Serikat, Rusia, Prancis, dan Tiongkok.
Objek wisata ini dicanangkan terintegrasi dengan objek wisata lain yang lokasinya berdekatan, seperti Museum, Wisata Air Panas, Tanaman Kaktus, dan Arung Jeram. Selain edukasi, pembangunan objek wisata berbasis geopark ini juga bertujuan sebagai upaya konservasi. Pengunjung diharapkan mendapat pengalaman wisata yang berkesan.
“Menurut saya, ini merupakan sebuah terobosan, legacy. Kami, yakni pemerintah, swasta, pelaku industri pariwisata, dan masyarakat, bersinergi untuk membangun wisata berbasis lingkungan dan edukasi,” kata dia.
Petik Pelajaran dari Pendahulu
Sebelum menjabat sebagai Bupati Pasaman, Sabar sudah melalui perjalanan karier yang cukup panjang. Dia pun kerap bersinggungan dengan berbagai tokoh inspiratif yang memberikan pelajaran berharga dalam mengelola pemerintahan.
Dari sederet nama, yang menjadi contoh kepemimpinan kuat ialah Benny Utama, Bupati Pasaman terdahulu. Menurut Sabar, Benny memiliki pengalaman yang lengkap, baik di ranah yudikatif, legislatif, maupun eksekutif. Rekam jejaknya dimulai dari posisi jaksa, anggota DPRD, kemudian bupati.
“Lengkap pengalaman beliau (Benny Utama). Mulai dari yudikatif, legislatif, hingga eksekutif. Beliau adalah pemimpin paripurna yang memberikan banyak pelajaran. Dia juga mentor yang baik,” jelas Sabar.
Sabar tidak hanya mendapat pelajaran berharga dari Benny saat bekerja, namun juga ketika bersantai dengan secangkir kopi atau kegiatan jalan santai. Momen tersebut mereka manfaatkan untuk berdiskusi berbagai isu terkini. Hubungan Sabar dan Benny pun terbilang cukup dekat.
“Kami memiliki panggilan tersendiri. Saya panggil Pak Benny dengan sebutan ‘uda’, sementara beliau memanggil saya ‘dinda’,” tutur pria kelahiran 1 Mei 1976.
Saling memahami karakter dan gagasan, membuat Benny mempercayakan jabatan Bupati Pasaman ke Sabar. Diketahui, Benny mundur dari jabatannya karena ingin maju sebagai calon legislatif pada Pemilu 2024.
Menghadapi pesta demokrasi yang diwarnai persaingan sengit, Sabar berupaya menunjukkan sikap bijak, khususnya jelang pemilihan presiden dan wakil presiden. Dia menekankan pentingnya proses demokrasi yang adil dan transparan, serta mengajak masyarakat untuk memakai hak pilihnya.
Sabar pun menilai ketiga pasangan kandidat memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Menurutnya, calon pemilih harus menilai dari rekam jejak kandidat, hingga kebijakan yang diusulkan. Adapun tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan bertarung, yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, serta Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Dia berharap Pemilu 2024 dapat melahirkan pemimpin yang berkualitas, sehingga kebijakan yang diciptakan lebih tepat sasaran. Tak lupa, dia berpesan kepada masyarakat, khususnya di Kabupaten Pasaman, untuk menghargai proses politik untuk mewujudkan keberhasilan pesta demokrasi.
Sediakan Waktu untuk Keluarga
Di tengah padatnya aktivitas sebagai pemimpin daerah, Sabar berupaya menyediakan waktu untuk berkumpul bersama keluarganya. Menurut dia, dukungan keluarga, termasuk istri dan anak, menjadi salah satu kunci keberhasilannya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab.
Sang istri, Deni Novia, yang juga aktif di kegiatan organisasi, memahami dinamika perjuangan karier suaminya. Ketika mengalami situasi sulit, seperti adanya tekanan dari kantor, sang istri berupaya memberikan dukungan mental yang mendalam.
Hubungan Sabar dengan ketiga anaknya cukup dekat, hingga mereka kerap mendiskusikan berbagai topik. Anak bungsunya yang baru berusia 8 tahun, bahkan kerap menggoda sang ayah dengan melontarkan ‘salam pramuka’ atau ‘salam tangguh ala PMI’.
Melihat besarnya dukungan dari orang-orang terkasih, dia pun berusaha mengelola urusan pekerjaan, tanpa mengorbankan waktu berkualitas dengan keluarganya. Pada momen tertentu, Sabar sengaja membawa keluarganya saat bekerja. Dia ingin anggota keluarganya merasakan atmosfer lingkungan kerja, tempat Sabar mencurahkan pikiran untuk rakyat.
“Ketika anak-anak libur dan saya ada kegiatan, untuk bangun quality time, saya ajak istri dan anak. Sekalian juga mereka refreshing. Mereka bisa main ke daerah yang menjadi lokasi kunjungan kerja saya,” papar Sabar. Sabar AS selalu bersama rakyat. (Iyas Kari)