Race 9 Kejuaraan Pacuan Kuda Bukittinggi – Agam Maret 2023 Dimenangkan Sukma dari Ramino Stable
Bukittinggi – Setelah sempat absen selama dua tahun terakhir, tahun ini tepatnya pada Minggu, (19/3) kembali diadakan pesta rakyat pacu kuda di Galanggang Bukik Ambacang.
Adapun salah satu hasil race 9 pacu kuda dimenangkan oleh Kuda bernama Sukma dari Ramino Stable.
“Nan sirah di muko, Alhamdulillah hari ini (19 Maret 2023, 14:30) beroleh posisi juara 1 kelas Remaja C/D, di gelanggang asal, Bukik Ambacang,” ungkap Ir. M. Fadhli, owner Toko Emas Ramino yang juga merupakan Ketua Syarikat Jalan Minangkabau ini melalui akun media sosialnya.
Masyarakat antusias menonton pesta rakyat berkuda ini. Maka menurut Dr (cand). Riyan Permana Putra, S.H., M.H. harus dilestarikan pesta rakyat berkuda ini di Bukittinggi – Agam, apalagi Galanggang Bukik Ambacang adalah galanggang pacuan kuda tertua di Minangkabau. Yang mana sejak 1889 yang dimulai dengan memakai sebuah gelanggang permanen berukuran lingkaran 800 meter.
“Sebagai tradisi yang sekaligus menjadi permainan rakyat, pacuan kuda seharusnya juga dimanfaatkan sebagai alat mendongkrak potensi pariwisata Sumatera Barat pasca pandemi,” tegas Riyan yang merupakan pengacara Syarikat Jalan Minangkabau ini di Bukik Ambacang kemarin.
Riyan yang merupakan ketua bidang hukum di beberapa organisasi di Sumatera Barat ini menambahkan di era 4.0 pacuan kuda bukan hanya permainan masyarakat Minangkabau. Namun telah berubah menjadi olahraga nasional dan memiliki akar sejarah panjang, tradisi pacu kuda telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah kebudayaan kita. Memelihara ringkik kuda digelanggang pacu menjadi tanda lestarinya identitas keragaman kebudayaan masyarakat Nusantara.
“Budaya berkuda bukan budaya dari Eropa karena budaya berkuda adalah budaya yang tumbuh berkembang yang sangat lama di Minang terutama faktor kuatnya agama Islam dimana berkuda adalah salah satu anjuran Sunah Rasulullah. Hanya saja berkuda yang dikompetisikan yang menjadi alek nagari di Sumbar memang merupakan modifikasi dari Eropa,” tutup alumni Universitas Indonesia ini.(Iyas Kari)